Bandung, LanggurNews.com – Menteri Pariwisata (Menpar), Widiyanti Putri Wardhana, secara resmi meluncurkan buku pola perjalanan gastronomi berjudul “Wisata Rasa di Bumi Pasundan” di Bandung, Minggu (19/10/2025).
Buku ini diharapkan menjadi panduan praktis untuk memperkuat pengembangan produk wisata tematik berbasis kekayaan kuliner nusantara, khususnya di wilayah Jawa Barat.
Dalam sambutannya, Menpar menyampaikan bahwa buku ini hadir sebagai panduan wisata rasa yang autentik, berkarakter lokal, dan memiliki daya saing global.
“Dari gurihnya nasi tutug oncom, segarnya karedok, hingga manisnya burayot, setiap hidangan menyimpan narasi tunggal yang kaya makna,” ujarnya di Bandung.
Buku tersebut menyajikan data dan lokasi yang telah dikurasi secara cermat berdasarkan pengalaman wisata gastronomi, sehingga memungkinkan wisatawan menikmati pengalaman wisata rasa yang otentik dan berkelanjutan di Jawa Barat.
Penyusunan buku ini merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, melibatkan pemerintah daerah, pelaku industri, komunitas gastronomi, akademisi, dan konsultan kreatif.
Peluncuran buku ini sejalan dengan program quality tourism atau pariwisata naik kelas yang menjadi fokus utama Kementerian Pariwisata melalui pengembangan gastronomi, wellness, dan wisata bahari.
Menteri Widiyanti menambahkan, gastronomi bagi Indonesia bukan hanya soal kuliner, tetapi sebuah ekosistem yang melibatkan petani, peternak, nelayan, pengrajin, chef, hingga masyarakat.
Konsep “from farm to table” menjadi kunci dalam menggerakkan ekonomi dan memperkuat pariwisata berbasis komunitas, yang pada gilirannya dapat menarik lebih banyak wisatawan berkualitas dengan dampak ekonomi positif.
Lebih lanjut, kuliner Indonesia kini semakin dikenal dan dikagumi secara internasional.
Menurut publikasi TasteAtlas, kuliner Indonesia menempati peringkat ke-7 dunia dan pertama di Asia Tenggara. Enam kota di Indonesia, termasuk Bandung, masuk dalam daftar 100 Best Food Cities.
“Sinergi antara kuliner dan pariwisata melahirkan pengalaman wisata yang autentik, berkarakter, dan bernilai tambah tinggi. Ini yang menjadi daya tarik bagi wisatawan berkualitas yang mencari pengalaman mendalam, tidak hanya menikmati rasa tetapi juga memahami budaya serta cerita di balik setiap sajian kuliner,” jelas Menpar.
Peluncuran buku ini juga menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk mengembangkan pola perjalanan wisata serupa.
“Pengembangan wisata gastronomi tidak hanya fokus pada kuliner sebagai produk, namun juga sebagai cerita dan pengalaman autentik yang memperkuat karakter destinasi Indonesia,” tambah Menteri Widiyanti.
(Kemenpar/LN)




























































































